Selama ini kita sering melihat ada beberapa sosok kecil yang biasa memainkan alat musiknya masing-masing di pinggir-pinggir jalan atau di trotoar bahkan di depan rumah. Siapakah mereka...?
Tentunya pertanyaan yang mudah dijawab, MEREKA ANAK JALANAN....
Mereka adalah anak-anak yang tidak diinginkan oleh lingkungan, mereka adalah anak yang dibuang bahkan oleh orang tuanya sendiri dan mereka adalah anak yang coba disingkirkan oleh kebanyakan orang...
Mungkin akan ada perasaan risih jika melihat anak jalanan yang berpakaian lusuh, dekil dan bau. Terkadang muncul pikiran, memangnya buat apa dekat-dekat sama mereka...? Mereka kan bukan temenku..? Mereka juga bukan saudaraku..? Mereka nggak ada artinya buat aku...? Mereka itu bisa jadi penjahat, suka mencuri, suka merampas, bahkan suka mengancam jika tidak diberi uang...
Semoga saja kita tidak memiliki pikiran seperti yang di sebutkan tadi, karena keadaan anak-anak yang hidup di jalanan sangatlah keras dan kejam. Bayangkan bagaimana anak sekecil itu bisa bertahan di jalan, mencari uang untuk bertahan hidup ditengah perkembangan jaman yang tidak lagi memberi tempat bagi mereka. Saat anak-anak usia mereka sedang asyik bermain Play Station atau sibuk dengan berbagai macam mainan.
Berbeda dengan anak-anak yang hidup di jalanan, jangan berpikir untuk bermain Play Station. Mungkin mengumpulkan uang 5ribu rupiah untuk membeli makanan harus mati-matian. Apalagi saat anak-anak lain, pada malam hari tidur dengan selimut tebal dan kasur yang nyaman untuk tidur. Perhatikan anak-anak yang hidup di jalan, mereka tidur disekitar pertokoan, trotoar dan jembatan penyeberangan tanpa adanya kasur dan selimut untuk berlindung dari dinginnya udara malam...Hidup yang kurang menyenagkan saat seharusnya seumuran mereka memperoleh kasih sayang dan perlindungan dari keluarganya masing-masing, jadi jangan heran dengan sikap mereka yang agak kasar. Karena itulah yang mereka dapatkan di jalanan selama ini, sekasar perlakuan yang mereka peroleh dari orang-orang disekitarnya...
Jangan sebut mereka anak jalanan lagi, tapi mereka adalah anak-anak yang hidup di jalanan. Karena dengan menyebut mereka anak jalanan, maka secara tidak langsung kita telah menanamkan mental jalanan kepada mereka. Mental yang membuat mereka tidak akan pernah lepas dari gelar ‘Jalanan’, sehingga dapat menimbulkan pola pikir jalanan tempat satu-satunya yang menerima mereka dengan apa adanya. Ditambah secara tidak langsung kita telah menutup harapan mereka untuk dapat berkarya lebih baik untuk keluar dari mental block yang telah ada, kita telah menutup harapan mereka untuk dapat berkarya.
Mereka juga punya keinginan, mereka juga mempunyai cita-cita dan mereka juga mempunyai impian..
No comments:
Post a Comment