Wednesday, July 2, 2014

ADHD


        Halo sahabat blogger, kali ini aku akan memposting informasi yang mungkin berguna bagi sahabat-sahabat diluar sana yang sudah memiliki buah hati atau bagi mereka yang tertarik dengan perkembangan anak. Apa yang pertama kali muncul dibenak anda semua ketika melihat ada seorang anak yang mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan relatif terlihat sering gelisah serta banyak melakukan gerakan-gerakan tertentu…?
       Nah,,jika ada diantara buah hati sahabat sekalian yang menunjukkan gejala seperti itu sebaiknya sebagai orang tua sahabat semua harus bisa mengenali dan mengidentifikasi apa yang terjadi pada buah hati. Agar nanti perlakuan dan penanganan yang dilakukan tepat dan efektif untuk menangani si buah hati.  Oke,, dalam ilmu psikologi jika ada anak menunjukkan gejala seperti yang telah disebutkan. Maka ada kemungkinan anak tersebut mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut.

      Tahun-tahun terakhir ini gangguan ADHD menjadi sorotan dan perhatian di kalangan para medis dan psikolog. Angka kejadian ADHD diperkirakan telah mencapai 3-10% dan diperkirakan lebih banyak terjadi pada anak laki-lai dibandingkan pada anak perempuan dengan perbandingan sekitar satu banding empat. Gangguan ADHD dianggap sebagai salah satu gangguan perkembangan yang memiliki onset gejala pada usia sebelum tujuh tahun. Diperkirakan ADHD akan menetap sekitar 15-20% hingga pada masa dewasa dan sekitar 65% akan hilang pada masa dewasa. Namun kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat keparahan gangguan ADHD. Oleh sebab itu, deteksi dini pada gangguan ADHD sangat penting dilakukan untuk meminimalkan efek buruk yang ditimbulkannya.
      Secara teoritis, ADHD adalah gangguan yang kerap terjadi pada fase perkembangan anak yang ditandai dengan tingkat IQ rata-rata, mengalami gangguan dalam rentang yang sangat pendek, impulsive, dan hiperaktif. Penderita ADHD memilki mood yang berubah-ubah, serta harga diri dan ambang frustasi yang rendah. Gangguan ADHD diketahui sebelum usia 4 tahun, tetapi pada sebagian besar kasusnya mulai diketahui saat memasuki usia sekolah. (Reed, 1991; Jones, 1994).

Tipe ADHD

       Menurut DSM-IV-TR, ADHD adalah gangguan perilaku yang disebabkan oleh disfungsi neurobiologist dengan gejala-gejala utamanya terlihat dari ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive. Adapun tipe gangguan ADHD menurut DSM-IV TR dibagi menjadi Tipe Inattention dan Tipe Hyperactive.

Faktor Penyebab ADHD

       Penyebab pasti dan patologis dari ADHD masih belum terungkap secara jelas seperti halnya gangguan autis. Faktor-faktor penyebab ADHD masih bersifat multifactor, yakni penggabungan antara factor genetis dan psikososial.

Dimensi Genetik
       Salah satu penelitian yang menguatkan pada pembentukan ADHD adalah factor gen. seperti yang dikatakan oleh Sprick, dkk (2000) bahwa gen-gen yang bertanggung jawab pada pembentukan ADHD adalah gen yang berkaitan dengan unsur kimiawi saraf (neurochemical), seperti dopamine, norepenifrin dan serotonin.

Dimensi Psikologis

       Dimensi psikologis dianggap turut bertanggung jawab dalam pembentukan ADHD. Respon negative dari orang tua, guru dan teman-teman sebaya sangat berpengaruh pada perilaku hiperaktif dan impulsive. Respon-respon negative berupa self esteem yang rendah, citra diri yang negative dan sikap penolakan terhadap anak.

Oke sampai disini dulu ya sahabat blogger, semoga bermanfaat. Have a nice day (^_^)

No comments:

Post a Comment