Saturday, August 17, 2013

Habibie dan Ainun

Judul : Habibie & Ainun
Pemeran : Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Ratna Riantiarno, Hengky Sulaiman, Bayu Oktara
Sutradara : Faozan Rizal
Genre : Drama
Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi : MD PICTURES


Cerita awalnya bermula ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka berdua bersekolah di tempat yang sama. Pada waktu remaja mereka digoda oleh gurunya kalau berjodoh tetapi Habibie malah menyangkalnya dan mengatakan bahwa Ainun itu hitam, jelek dan gendut seperti gula jawa.
Beberapa tahun pun berlalu dan Habibie melanjutkan pendidikannya di Jerman dan harus terpaksa pulan ke Indonesia karena menderita penyakit Tubercolosis. Tetapi pada saat itulah Habibie dan Ainun dipertemukan kembali melalui kue yang harus diantarkan Habibie ke rumah Ainun.

Pada saat bertemu itulah Ainun berubah menjadi gadis muda dan cantik. Banyak pria yang meliriknya kebanyakan pria yang menaruh hati kepada Ainun adalah orang kaya dan berpangkat, tetapi Habibie yang saat itu sudah mulai mencintai Ainun pun juga tidak minder. Ia dengan santainya datang ke rumah Ainun dengan menggunakan becak sedangkan para pria yang lainnya datang menggunakan mobil yang bagus.
Ainun sendiri tidak silau dengan harta dan pangkat oleh pria yang menyukainya. Dan justru memilih Habibie dan memilih untuk hidup dengannya. Setelah menikah mereka berdua pun terbang ke Jerman dan menyelesaikan studi S3 nya serta berharap untuk kembali ke Indonesia dan membangun negeri dengan membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang dulu pernah diucapkan ketika sakit.
Tetapi kondisi tidak seperti yang diharapkan. Istilah yang paling tepat adalah di negeri orang dipuji tetapi di negeri sendiri malah dicaci. Pada saat itu Habibie memang sangat dihormati di Jerman. Mimpi Habibie untuk membangun Indonesia mengalami hambatan dan dengan terpaksa menerimanya dengan lapang dada dan bekerja di Industri Kereta Api milik Jerman. Disana Ia menemukan penemuan baru di bidang industri kereta api yang fenomenal.
Sampai akhirnya kesempatan datang kepada Habibie untuk bisa mewujudkan mimpinya membangun indonesia melalui maskapai penerbangan. Setelah menjadi wakil dirut IPTN dan selanjutnya diangkat menjadi menteri, wakil presiden dan presiden setelah Soeharto lengser dari jabatan ketika terjadi reformasi pada tahun 1998.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya.
Habibie sendiri tidak mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu periode berikutnya dan kembali ke Jerman bersama Ainun. Di Jerman mereka berdua hidup lebih tenang dan damai tetapi kedamain itu tidak bertahan lama karena Ainun divonis oleh dokter telah mengidap kanker ovarium stadium akhir dan memaksanya untuk melakukan operasi berkali kali demi kesembuhannya. Pada waktu sakit itulah Habibie dengan setia merawat Ainun dan berharap sembuh seperti sedia kala. Tetapi takdir berkata lain, Ainun menutup mata untuk selama lamanya.
Banyak kisah mengharukan di film ini, diantaranya adalah ketika Habibie sama sekali tidak mempunyai uang untuk pulan ke rumah ketika berada di Jerman dan sedang hujan salju sepatunya bolong dan harus ditambal dengan kertas. Kembalinya sampai di rumah, Ainun tidak tega dan meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia agar bisa membantu biaya Habibie selama masih di Jerman.
Selain itu ada adegan dimana ketika Ainun yang sedang sakit parah tetapi masih sempat menuliskan daftar obat yang harus diminum oleh Habibie, karena dialah yang selalu menyiapkan obat untuk Habibie. Masih banyak adegan-adegan haru yang lainnya yang terlalu panjang jika dijelaskan disini.
Setelah 2 minggu Habibie ditinggalkan oleh Ainun ia mencari ibu Ainun di setiap sudut rumahnya yang berada di Jerman tanpa menggunakan alas kaki. Betapa rindunya Habibie kepada Ainun sebuah kisah cinta yang mengharukan.
Para dokter juga turun tangan mengatasi kondisi Habibie yang menurutnya bisa mati jika dalam 3 bulan terus seperti ini sepeninggal Ainun dan memberikan pendapat. Kemudian berkumpulah para dokter ahli dari Indonesia dan Jerman.
Para dokter tersebut memberikan 3 pilihan kepada Habibie.
1. Opsi pertama, Ia harus dirawat dirumah sakit, diberi obat khusus sampai ia dapat mandiri meneruskan hidupnya. Artinya Habibie gila dan harus dirawat di rumah sakit.
2. Opsi kedua, Para dokter akan mengunjunginya dirumah dan harus berkonsultasi terus menerus dengan mereka dan ia harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya ia sudah gila dan harus diawasi terus menerus.
3. Opsi ketiga, Ia disuruh menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah ia bercerita dengan Ainun, seolah Ainun masih hidup.
Dan Habibie memilih opsi ketiga. Dan menulislah beliau tentang buku yang berjudul Habibie dan Ainun dan sekarang diangkat ke layar lebar.

No comments:

Post a Comment