Halo sahabat blogger, kali ini aku akan memposting informasi
yang mungkin berguna bagi sahabat-sahabat diluar sana yang sudah memiliki buah
hati atau bagi mereka yang tertarik dengan perkembangan anak. Apa yang pertama
kali muncul dibenak anda semua ketika melihat ada seorang anak yang mengalami kesulitan
untuk memusatkan perhatian dan relatif terlihat sering gelisah serta banyak
melakukan gerakan-gerakan tertentu…?
Nah,,jika ada diantara buah hati sahabat sekalian
yang menunjukkan gejala seperti itu sebaiknya sebagai orang tua sahabat semua
harus bisa mengenali dan mengidentifikasi apa yang terjadi pada buah hati. Agar
nanti perlakuan dan penanganan yang dilakukan tepat dan efektif untuk menangani
si buah hati. Oke,, dalam ilmu psikologi
jika ada anak menunjukkan gejala seperti yang telah disebutkan. Maka ada
kemungkinan anak tersebut mengalami ADHD (Attention
Deficit Hyperactive Disorder) selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut.
Tahun-tahun terakhir ini gangguan ADHD menjadi
sorotan dan perhatian di kalangan para medis dan psikolog. Angka kejadian ADHD
diperkirakan telah mencapai 3-10% dan diperkirakan lebih banyak terjadi pada
anak laki-lai dibandingkan pada anak perempuan dengan perbandingan sekitar satu
banding empat. Gangguan ADHD dianggap sebagai salah satu gangguan perkembangan
yang memiliki onset gejala pada usia
sebelum tujuh tahun. Diperkirakan ADHD akan menetap sekitar 15-20% hingga pada
masa dewasa dan sekitar 65% akan hilang pada masa dewasa. Namun kondisi ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat keparahan gangguan ADHD. Oleh sebab itu,
deteksi dini pada gangguan ADHD sangat penting dilakukan untuk meminimalkan
efek buruk yang ditimbulkannya.
Secara teoritis, ADHD adalah gangguan yang kerap
terjadi pada fase perkembangan anak yang ditandai dengan tingkat IQ rata-rata,
mengalami gangguan dalam rentang yang sangat pendek, impulsive, dan hiperaktif.
Penderita ADHD memilki mood yang
berubah-ubah, serta harga diri dan ambang frustasi yang rendah. Gangguan ADHD
diketahui sebelum usia 4 tahun, tetapi pada sebagian besar kasusnya mulai
diketahui saat memasuki usia sekolah. (Reed, 1991; Jones, 1994).
Tipe ADHD
Menurut DSM-IV-TR, ADHD adalah gangguan perilaku
yang disebabkan oleh disfungsi neurobiologist dengan gejala-gejala utamanya
terlihat dari ketidakmampuan memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive. Adapun
tipe gangguan ADHD menurut DSM-IV TR dibagi menjadi Tipe Inattention dan Tipe Hyperactive.
Faktor Penyebab ADHD
Penyebab pasti dan patologis dari ADHD masih belum
terungkap secara jelas seperti halnya gangguan autis. Faktor-faktor penyebab ADHD
masih bersifat multifactor, yakni penggabungan antara factor genetis dan
psikososial.
Dimensi Genetik
Salah satu penelitian yang menguatkan pada
pembentukan ADHD adalah factor gen. seperti yang dikatakan oleh Sprick, dkk
(2000) bahwa gen-gen yang bertanggung jawab pada pembentukan ADHD adalah gen
yang berkaitan dengan unsur kimiawi saraf (neurochemical),
seperti dopamine, norepenifrin dan serotonin.
Dimensi Psikologis
Dimensi psikologis dianggap turut bertanggung jawab
dalam pembentukan ADHD. Respon negative dari orang tua, guru dan teman-teman
sebaya sangat berpengaruh pada perilaku hiperaktif dan impulsive. Respon-respon
negative berupa self esteem yang
rendah, citra diri yang negative dan sikap penolakan terhadap anak.
Oke sampai disini dulu ya sahabat blogger, semoga
bermanfaat. Have a nice day (^_^)
No comments:
Post a Comment