Monday, April 2, 2018

A Confession (Leo Tolstoy)


Petikan dari buku Tolstoy.
 
Ada dongeng dari Timur pada zaman dulu tentang seorang pengembara yang didekati seekor hewan yang marah di sebuah dataran. Ia berhasil lolos, tapi jatuh ke dalam sumur yang kering. Celakanya ia melihat di dasar sumur ada seekor naga yang membuka mulutnya lebar-lebar untuk menelannya.
Pengembara yang malang itu tak berani memanjat keluar sumur agar tak dimangsa hewan di dataran. Ia juga tak berani meloncat ke dasar sumur agar tak ditelan naga. Maka ia merenggut ranting di sebuah celah sumur dan bergantung padanya. Lama-lama kedua tangannya makin lemah dan ia merasa akan segera menyerah terhadap kehancuran yang menunggunya di bawah ataupun di atas. Tapi ia tetap bergantung pada ranting itu.

Lalu ia melihat dua ekor tikus, putih dan hitam, berputar putar di pangkal ranting itu dan menggerogotinya. ranting itu akan segera putus dan ia akan jatuh ke dalam mulut naga. Si pengembara melihat ini dan tahu ia akhirnya akan tewas, tapi sementara tetap bergantung, ia melihat ke sekitar. Ia melihat tetesan-tetesan madu di dedaunan pada ranting itu lalu menggapainya dengan lidah dan menjilatinya.

Maka aku juga bergantung pada ranting kehidupan karena tahu naga kematian tak bisa dielakkan menungguku, siap mencabik cabik aku. aku tak bisa mengerti mengapa aku telah jatuh dalam siksaan demikian. Kucoba menjilati madu yang sebelumnya menghiburku, tapi madu itu tak lagi memberiku kesenangan. Tikus putih dan hitam yang melambangkan siang dan malam itu menggerogoti ranting tempatku bergantung. Kulihat naga itu dengan jelas dan madu itu tak lagi terasa manis. aku hanya melihat naga yang tak bisa dihindari dan kedua tikus itu, dan aku tak bisa melepaskan tatapan dari mereka. 

Ini bukan dongeng, tapi kebenaran nyata yang tak dapat disangkal tapi bisa dimengerti semua.

No comments:

Post a Comment