Psikolog sosial mengaplikasikan prinsip teori belajar pada berbagai area, termasuk tingkah laku menolong. Sehubungan dengan sumbangan teori belajar terhadap tingkah laku menolong ada dua teori yang menjelaskan tingkah laku mneolong, yaitu teori belajar sosial (social learning theory) dan teori pertukaran sosial (social exchange theory). Saat ini penulis hanya akan menuliskan tentang teori belajar sosial.
Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory)
Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial bergantung pada untung dan rugi yang terjadi. Sesuai dengan namanya, teori ini melihat tingkah laku sosial sebagai hubungan pertukaran dengan memberi dan menerima (take and give relationship). Apa yang dipertukarkan dapat berupa materi (Misalnya uang atau perhiasan) atau nonmateri (Misalnya penghargaan, penerimaan, prestise) (Deaux, Dane dan Wrightsman, 1993).
Untuk menjelaskan tingkah laku menolong, teori ini mengatakan bahwa interaksi manusia mengikuti prinsip ekonomi, yaitu memaksimalkan ganjaran (untung) dan meminimalkan biaya (rugi) atau disebut dengan startegi minimax. Contohnya ketika seseorang ditawarkan untuk donor darah, sebelum mendonorkan darahnya, ia akan menghitung untung dan ruginya. Bila ia ikut mendonor, maka untungnya ia bisa mendapatkan penghargaan dari lingkungan ataupun kepuasan batin karena telah berbuat baik, ruginya ia harus menahan sakit karena disuntik. Sebaliknya, bila ia tidak mendonor, maka ia tidak perlu menahan rasa sakit karena disuntik namun ia tidak mendapat penghargaan dari lingkungan.
Sesuai dengan teori pertukaran sosial, tingkah laku menolong juga bisa semata-mata hanya untuk menutupi kepentingan pribadi seseorang. Misalnya mendonorkan darah untuk mendapatkan pujian, bukan niat untuk menolong orang yang membutuhkan. Dengan demikian, keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersifat menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan (External self-rewards) atau menolong untuk mendapatkan kepuasan batin (Internal self-rewards) (Myers,1996)
No comments:
Post a Comment